Senin, 03 Januari 2011

KOMUNITAS PENUTUR (SPEECH COMMUNITIES)

A. Pendahuluan
Bahasa adalah milik individu dan sosial, dalam artian bahwa setiap individu bisa saja menggunakan bahasa yang sama atau logat yang sama atau jenis yang sama. Contohnya, untuk menggunakan kode atau bahasa yang sama dan dalam hal keanggotaan dalam komunitas penutur, sebuah term yang mungkin dikembangkan dari bahasa Di dalam konsep komunitas penutur yang akan kita bahas, terdapat beberapa kesulitan untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan komunitas penutur, terutama di dalam menjelaskan konsep dari komunitas penutur itu sendiri.



B. Pembahasan
1. Defenisi dan Hal-hal yang Berhubungan dengan Komunitas Penutur
Komunitas penutur kita, apapun itu, eksis dalam dunia nyata. Akibatnya, beberapa pengamatan alternatif harus dikembangkan dari komunitas penutur, satu hal yang membantu untuk penelitian bahasa di dalam masyarakat yang lebih baik dibandingkan dengan kebutuhan abstrak dari teori linguistik.
Defenisi komunitas penutur selama ini oleh para ahli selalu didasari melalui karakteristik atau ciri khasnya, kita harus mengakui hubungan yang tak terpisahkan oleh setiap defenisi yang menyatakan bahwa menggunakan menggunakan ciri khusus bahasa adalah bahasa milik bersama, bukan milik individu. Kita juga harus memahami bahwa menggunakan ciri khas bahasa saja untuk menentukan apa yang disebut komunitas bahasa atau apa yang bukan komunitas bahasa harus dibuktikan, sepanjang itu memungkinkan, karena orang-orang tidak akan membutuhkan hubungan yang langsung di antara ciri khas bahasa A, B, C dan seterusnya dan komunitas bahasa X. Apa yang bisa kita yakini adalah bahwa si pengguna bahasa benar-benar menggunakan ciri khas sebuah bahasa untuk menyatakan identitasnya tergabung di dalam sebuah kelompok, dan berbeda dengan kelompok lainnya, pengguna bahasa lain, tapi mereka menggunakan ciri khas bahasa itu dalam: sosial, budaya, politik, suku, dan lainnya.
Labov, mengenai komunitas penutur, ia menekankan dari kegunaan komunitas penutur untuk sebuah pencarian dari ciri khas yang membuat setiap individu merasa bahwa mereka adalah anggota dari komunitas yang sama. Sedangkan Milroy mengemukakan, bahwa komunitas penutur adalah konsep yang sangat abstrak karena sebagian norma yang digunakan komunitas bisa saja bukan sebuah bahasa di alam dan bahkan norma bahasa itu sendiri mungkin terbagi-bagi ke dalam beberapa kelompok. Selanjutnya, Bloomfield menyatakan komunitas penutur adalah sekelompok orang yang berinteraksi di dalam kaitannya dengan bahasa. Akan tetapi, Hymes, tidak sependapat dengan apa yang dikemukakan oleh para ahli tersebut mengenai komunitas penutur. Hymes berpendapat bahwa komunitas penutur tidak bisa diartikan semata-mata melalui kegunaan komunitas penutur. Tetapi, cara orang-orang melihat bahasa yang mereka gunakan juga penting, yaitu bagaimana logat mereka, bagaimana mereka menentukan fakta bahwa mereka menggunakan satu bahasa yang lebih disenangi dari bahasa lainnya, dan bagaimana mereka menentukan batasan-batasan bahasa. Jadi, dapat disimpulkan konsep atau defenisi komunitas penutur sampai saat ini sulit untuk dijelaskan.
Akan tetapi, berdasarkan pendapat para ahli di atas mengenai defenisi komunitas penutur dapat disimpulkan sebagai berikut, bahwa komunitas penutur adalah sekelompok orang yang tidak hanya berinteraksi di dalam kaitannya dengan bahasa, tapi tentang bagaimana cara orang-orang melihat bahasa yang mereka gunakan juga penting, yaitu bagaimana logat mereka, bagaimana mereka menentukan fakta bahwa mereka menggunakan satu bahasa yang lebih disenangi dari bahasa lainnya, dan bagaimana mereka menentukan batasan-batasan bahasa.

2. Komunitas yang Bersilangan
Fakta bahwa masyarakat menggunakan ekspresi seperti di dalam menggunakan bahasa New York, bahasa London, dan bahasa Afrika Selatan mengindikasikan bahwa mereka memiliki beberapa pendapat, bagaimana tipikal atau karakteristik dari setiap bahasa yang dimiliki oleh daerah tersebut. Maksudnya, apa yang seharusnya menjadi bagian dari komunitas penutur kadangkala sulit untuk dijelaskan. Contoh, Rosen (1980) telah menunjukkan beberapa masalah yang ditemukannya di kota London yang dikenal memiliki sebuah komunitas penutur dan menggambarkan ciri khas apa yang ada pada bahasa di daerah tersebut. Rosen mengatakan, bahwa beberapa kota tersebut tidak dianggap sebagai peta kerja, dari daerah ke daerah, tidak hanya karena bahasa dan dialek tidak memiliki penyebaran geografis yang sederhana, tetapi juga karena interaksi di antara mereka tidak jelas atau kabur dengan apapun batasan yang dibuat. Baik model geografis dan kelas sosial; menjadi palsu, walaupun setiap mereka berkontribusi kepada sebuah pemahaman. Bahwa, pada beberapa daerah, dialek dan bahasa memulai pengaruh pada setiap orang. Jadi, dapat disimpulkan kota London adalah sebuah komunitas penutur yang terlalu luas dan saling bersilangan.
Setiap komunitas memiliki keunikan multi bahasanya tersendiri dan tidak ada bahasa yang disamakan penyebarannya dalam komunitas residensial yang spesifik. Beberapa situasi tidak memiliki keunikan. Banyak daerah di bagian dunia yang lain memiliki beberapa karakter bahasa yang sama. Contoh, Balkans, daerah Selatan India, Papua Nugini. Persamaan mendasar dari komunitas bahasa mungkin mudah terlihat pada daerah yang lebih modern, berpegang teguh bahwa bahasa yang digunakan untuk mengekspresikan kebangsaannya dan menjadikan bahasa tersebut sebagai standar untuk mengalahkan Negara pesaing.
Sebuah komunitas atau kelompok akan menjadi satu kesatuan bagi sebuah pencapaian, pencapaian ini menjadi cukup berbeda dari pencarian kelompok lain. Akibatnya, seseorang bisa memiliki pada suatu waktu oleh banyak kelompok atau komunitas tergantung kepada pandangan akhirnya.
Konsep dari komunitas penutur tentunya menjadi praktis karena masing-masing individu mendapatkan keuntungan untuk menyatakan identitasnya dengan bebas. Seperti yang dikemukakan oleh Bolinger, tak ada batasan di mana manusia berkumpul bersama untuk menyatakan identifikasi pribadi, kenyamanan, keuntungan, kesenangan, atau tujuan lain seperti yang ada pada umumnya. Akan tetapi, tidak ada batasan untuk jumlah dan varietas dari komunitas penutur yang ditemukan di dalam masyarakat.
Setiap individu adalah anggota dari berbagai komunitas penutur yang berbeda. Hal yang menarik adalah ketika seseorang bisa membedakan apakah ia termasuk ke dalam komunitas yang satu atau komunitas yang lainnya berdasarkan ciri khas yang dimiliki komunitasnya.

3. Jaringan dan Daftar Keanggotaannya
Cara lain di dalam melihat bagaimana seorang individu berhubungan dengan individu lain di dalam masyarakat adalah dengan mempertanyakan di dalam jaringan apa individu tersebut berpatisipasi. Maksudnya, bagaimana dan di dalam kesempatan apa individu A berinteraksi dengan B, kemudian dengan C, dan kembali dengan D? seberapa seringkah bermacam-macam hubungan: apakah A lebih sering berinteraksi dengan B daripada dengan C atau D? seberapa luaskah hubungan A dengan B secara sadar dari berapa banyak individu yang berinteraksi baik dengan A maupun B di dalam aktivitas apapun yang membuat mereka bersama di dalam situasi?
Jaringan bercabang adalah sesuatu di mana individu diikat satu sama lainnya dalam sebuah varietas. Contohnya, melalui kerja sama, berbaur bersama dan bahkan ada kemungkinan perkawinan campuran. Hal tersebut membuat hubungan lokal yang intens. Sebaliknya, pada jaringan tunggal orang-orang berhubungan satu sama lainnya di dalam satu cara: mereka bisa bekerja bersama, atau berbaur bersama, atau tinggal berdekatan, tapi hanya satu yang menghubungkan. Pada beberapa kesempatan seseorang harus memiliki akses kepada beberapa jaringan tunggal yang berbeda, sehingga hubungan dengan keluarga, rekan kerja, dan rekan di waktu senggang tidak bertubrukan, selama mereka orang-orang yang berbeda. Kadangkala jaringan ini terlihat lemah dan bercampur baur. Konsep jaringan ini adalah hal yang sangat berguna, karena fokus kepada hubungan individu di dalam masyarakat luas melalui kontak individu yang dialami seseorang pada kelompok yang abstrak dan diri khas yang statistik.
Cukup jelas bahwa tidak ada dua individu yang sepenuhnya sama dalam kemampuan berbahasanya, juga tidak ada dua situasi sosial yang sepenuhnya sama di antara orang-orang yang dipisahkan dari kelas sosial asli secara bertahap melalui pekerjaan dan melalui beberapa faktor seperti agama, jenis kelamin, bangsa dan Negara, perbedaan fisik misalnya perbedaan keterampilan berbahasa (lisan atau tulisan), dan melalui ciri-ciri khas kepribadian.
Konsep dari repertoire bahasa bisa menjadi sangat berguna ketika diterapkan pada individu daripada diterapkan kepada kelompok. Kita bisa menggunakannya untuk menggambarkan kompetensi kreatif dari pengguna bahasa individu. Setiap orang kemudian akan memiliki perbedaan repertoire bahasa atau daftar bahasa. Reportaire bahasa itu sendiri adalah kemampuan seseorang atau individu menguasai berbagai bahasa.
Fokus kepada repertoire dari individu dan secara spesifik pada ilmu bahasa yang tepat yang mereka pilih di dalam keadaan yang telah dijelaskan, benar-benar terlihat bagaimana kita ditawarkan beberapa harapan di dalam menjelaskan bagaimana orang-orang menggunakan pilihan bahasa untuk membatasi diri mereka sendiri di setiap jalannya. Sebuah pilihan seorang pengguna bahasa melalui beberapa bunyi, kata, atau ekspresi menandakan di dalam beberapa cara. Bisa dikatakan ‘saya seperti kamu’ atau ‘saya tidak seperti kamu’. Ketika pengguna bahasa juga memiliki sejenis jarak yang mereka pilih dan bahwa pilihan itu sendiri membantu untuk mendefinisikan keadaan, kemudian banyak perbedaan yang mungkin timbul.



C. Kesimpulan
Komunitas penutur bisa menjadi hal yang sulit untuk didefenisikan. Hal ini disebabkan adanya perbedaan cara pandang para ahli di dalam memahami dan menafsirkannya, sehingga sampai saat ini konsep atau defenisi komunitas penutur sulit untuk dijelaskan. Komunitas penutur tidak hanya dilihat dari faktor bahasa itu sendiri, melainkan juga berdasarkan logat atau dialek yang individu gunakan. Selain itu juga dilihat dari faktor geografis, sosial, etnik, agama, dan lainnya, karena faktor-faktor ini yang nantinya akan menentukan apakah komunitas penutur di suatu daerah bersifat statis atau berubah-ubah.

Daftar Rujukan
Wardhaugh, Ronald. 1986. An Introduction to Sosiolinguistics. New York: Basil Blackweel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar